terangkita.com - Medan, ibu kota Sumatera
Utara, bukan hanya dikenal dengan keramahtamahan warganya, tetapi juga dengan
kekayaan kulinernya yang luar biasa. Di setiap sudut kota, aroma rempah yang
menggoda seolah menjadi sapaan hangat bagi siapa pun yang datang. Dari sajian
tradisional hingga racikan legendaris, kuliner Medan selalu punya cerita di
balik setiap gigitan.
Salah satu kuliner yang
paling ikonik adalah Soto Medan. Berbeda dengan soto dari daerah lain, Soto
Medan memiliki kuah santan kental berwarna kuning dengan cita rasa gurih dan
sedikit manis. Tempat yang paling dikenal adalah Soto Kesawan, yang berdiri
sejak zaman kolonial Belanda. Setiap sendokannya menghadirkan rasa nostalgia
dan kehangatan khas rumah.
Tak jauh dari sana, aroma
manis menggoda berasal dari toko Bika Ambon Zulaikha di Jalan Mojopahit. Meski
namanya “Ambon”, sejarah mencatat bahwa kue ini pertama kali populer di Medan.
Teksturnya yang berserat halus dan rasa legitnya membuat siapa pun tergoda
untuk membawa pulang beberapa kotak sebagai oleh-oleh. Hingga kini, Bika Ambon
Zulaikha menjadi ikon kuliner wajib wisatawan yang berkunjung ke Medan.
Saat pagi menjelang, warga
Medan punya menu sarapan andalan: Lontong Medan. Paduan lontong lembut, sayur
labu, tauco, rendang kecil, dan sambal teri menciptakan harmoni rasa yang kaya
dan menggugah selera. Salah satu yang paling legendaris adalah Lontong Kak Lin,
yang sudah berdiri puluhan tahun di sekitar Lapangan Merdeka.
Tak kalah menggoda adalah Arsik
Ikan Mas, hidangan khas Batak Toba yang menjadi bagian dari tradisi keluarga.
Bumbu kuningnya yang khas berasal dari rempah lokal seperti andaliman,
kecombrang, dan bawang Batak. Hidangan ini bukan sekadar makanan, tapi simbol
kehangatan dan kebersamaan dalam setiap perayaan keluarga di tanah Batak.
Saat malam tiba, kuliner
legendaris Medan belum berhenti menggoda. Di Jalan Irian Barat, asap dan aroma
khas dari Sate Memeng menarik perhatian banyak orang. Sate sapi yang dibakar
dengan sempurna, disiram bumbu kacang kental dan sambal kecap pedas manis,
membuat tempat ini selalu ramai bahkan hingga larut malam. Sate Memeng sudah
eksis sejak 1945 dan menjadi bagian dari sejarah kuliner kota ini.
Bagi banyak orang Medan,
kuliner bukan sekadar urusan perut, tetapi juga bagian dari identitas dan
kebanggaan kota. Setiap makanan memiliki cerita panjang, diwariskan dari
generasi ke generasi dengan cita rasa yang dijaga tetap autentik. Di sinilah
letak keistimewaan kuliner Medan — rasa lama yang tetap hidup di tengah
modernitas.
Tak sedikit wisatawan yang
datang ke Medan hanya untuk wisata kuliner. Jalan-jalan seperti Zainul Arifin,
Selat Panjang, hingga Pagaruyung menjadi surga bagi para penikmat makanan
malam. Dari mi, sate, hingga es krim tradisional, semuanya berpadu dalam satu
kota yang tidak pernah tidur karena rasa.
Pemerintah Kota Medan pun
kini mulai mengangkat kuliner legendaris sebagai bagian dari promosi wisata
budaya. Melalui festival makanan dan pameran UMKM, Medan ingin menunjukkan
bahwa kuliner bukan hanya bagian dari gaya hidup, tetapi juga warisan yang perlu
dilestarikan.
Dari semangkuk Soto Kesawan hingga sepiring Sate Memeng, kuliner Medan mengajarkan bahwa cita rasa tidak hanya tercipta dari bahan dan bumbu, tetapi juga dari sejarah, tangan terampil, dan cinta terhadap tradisi. Itulah sebabnya, siapa pun yang pernah mencicipinya akan selalu rindu untuk kembali ke Medan — kota yang tak pernah kehabisan rasa dan kenangan.
Viewers