IRT Jamur Tiram Crispy Naik Kelas Lewat “Pendanaan Hibah PMP” 2025: Dari Gerobak Menuju UMKM Berdaya Saing Digital

Medan Sunggal, Agustus 2025 – Usaha rumah tangga (IRT) Jamur Tiram Kentucky yang dirintis pasangan Muhammad Adlin dan Salimatun Sakdiah telah eksis selama 13 tahun dengan model penjualan sederhana menggunakan gerobak di sekitar kediaman mereka. Keunggulan usaha ini terletak pada kemandirian bahan baku, karena jamur ditanam langsung oleh pemilik sehingga mutu dan ketersediaannya lebih terjamin. Meski memiliki potensi besar, keterbatasan alat produksi, pencatatan keuangan yang belum terstruktur, serta strategi pemasaran yang masih tradisional menjadi hambatan utama dalam pengembangan usaha.

Sebagai langkah untuk keluar dari keterbatasan tersebut, hadir program Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) Tahun Anggaran 2025 dengan tema “Dari Gerobak ke Pasar Digital: Transformasi IRT Jamur Tiram Crispy Menuju UMKM Berdaya Saing”. Program ini dilaksanakan oleh tim dosen STMB Multi Smart yang dipimpin oleh Latersia Br. Gurusinga, M.Si, bersama anggota Yusnaini, M.Si, dan Hendy, M.M. Melalui dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) lewat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, usaha Jamur Tiram ini mendapatkan pendampingan menyeluruh dalam aspek akuntansi, manajemen operasi, hingga strategi pemasaran digital.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan sosialisasi program dan kunjungan lapangan pada Sabtu, 2 Agustus 2025. Dilanjutkan dengan pelatihan intensif pada Jumat, 8 Agustus 2025, yang mencakup pemberian teknologi tepat guna, serta peluncuran identitas baru produk dengan nama Jamur Tiram Salwa, menggantikan sebutan sebelumnya “Jamur Tiram Crispy”. Rebranding ini menjadi tonggak awal dalam perjalanan transformasi usaha.

Dengan dukungan teknologi modern, sistem pencatatan keuangan yang lebih tertata, dan strategi pemasaran berbasis digital, Jamur Tiram Salwa kini diarahkan untuk naik kelas. Harapannya, produk ini tidak hanya bertahan di pasar lokal, tetapi juga mampu menembus jaringan pemasaran skala nasional dengan daya saing yang lebih kuat.

Transformasi ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara dunia akademik, pemerintah, dan pelaku usaha mampu menghadirkan perubahan nyata. Keberhasilan Jamur Tiram Salwa diharapkan menjadi inspirasi bagi UMKM lain di wilayah Medan Sunggal agar terus berinovasi, adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta berdaya saing di era digital.

post post post